Bagaimana Kami Mendapat Beasiswa ke Luar Negeri? khususnya Rusia?
By rani sabtelasari - 9:38 PM
Disini, saya mau
menceritakan tentang bagaimana saya bisa mengetahui dan mendapat Beasiswa dari Pemerintah Rusia tahun 2017 ini.
Kami
mendapat info pembukaan Beasiswa Pemerintah Rusia dari teman suami saya yang
kebetulan adalah seorang dosen. Kami baru tahu bahwa ada beasiswa yang datang dari
pemerintah Rusia untuk Indonesia. Dan yang terpenting adalah beasiswa ini tidak mewajibkan pelamarnya untuk memiliki sertifikat TOEFL. Karena bahasa yang dipakai di Rusia adalah Bahasa Rusia bukan Bahasa Inggris.
Tadinya sih... saya kurang
berminat, karena bahasanya yang sama sekali saya tidak mengerti dan Rusia...?? Saya gak pernah terpikir untuk melanjutkan kuliah ke Negara
Rusia, negara yang dulunya terkenal sebagai Negara komunis.
Namun, suami saya mengajak saya untuk ikut serta beasiswa ini, kalo bisa berdua ke luar negeri kan suatu kenikmatan sendiri bagi dia dan saya juga sih hehe...
Akhirnya akhir bulan Februari tahun 2017, 5 hari sebelum penutupan pendaftaran, saya bersama
suami
mendaftar online ke website Russia.study. Disitu kita harus mengisi data diri,
foto dan lain-lain serta meng-upload dokumen yang dibutuhkan. Kalau kamu belum
punya dokumen yang dibutuhkan, gak pa pa.. cukup masukan data yang kamu punya. Jika
kamu lolos ke tahap selanjutnya yaitu wawancara, akan ada pemberitahuan berupa
email dari panitia beasiswa Rusia. Nah
tanpa disangka, kami lolos ke tahap wawancara padahal ada beberapa dokumen yang
belum lengkap yaitu akte kelahiran dan surat kesehatan. Katanya sih bisa
disusul belakangan, Alhamdulillah..
Waktu wawancara pun tiba. Kami diwawancarai oleh 4 orang yaitu 1 orang Indonesia yang fasih berbahasa
rusia, 1 orang Rusia yang cukup mampu menggunakan bahasa Indonesia dan 2 orang Rusia lainnya
(salah satunya yaitu Direktur Pusat Kebudayaan Rusia di Indonesia).
Saya dan
suami saya pun diwawancarai secara bersamaan. Karena salah satu pewawancara mengetahui bahwa kami adalah suami istri. Setelah bertanya ini itu yang
berkaitan dengan akademis dan biaya hidup, mereka sampai pada pertanyaan “apakah kami sudah memiliki anak atau belum." Nah, kami ceritakan bahwa kami sudah punya anak dan berencana akan
membawa mereka juga ke Rusia. Ternyata, Direkturnya sedikit kaget dan berkata bahwa untuk sekolah,
kami tidak diperkenankan membawa anak. Beliau sempat ragu dan menyarankan salah
satu dari kami saja yang berangkat. Dan saya pun
ragu untuk meneruskan wawancara beasiswa ini karena jawaban dari beliau
tersebut. Namun, setelah saya dan suami saling
melirik, suami saya mengatakan dengan yakin
kepada para pewawancara bahwa anak-anak bisa dititip ke tempat neneknya. Kami akan tetap berangkat bersama ke Rusia. Begitu jawaban yang membuat
saya terperangah, bingung, dan lunglai.
Dan setelah
jawaban yang keluar dari mulut suami saya tersebut, 4 pewawancara tersebut saling berdiskusi dengan
bahasa Rusia yang tidak kami mengerti. Sang Direktur masih agak ragu karena
periode beasiswa tidak sebentar yaitu 3-4 tahun. Namun, pewawancara yang lain
seperti meyakinkan bahwa tidak ada masalah berarti. Yah, kami Cuma mendengarkan
dan sedikit menjawab pertanyaan seputar anak kami. Seperti pekerjaan neneknya
apa? Mereka sibuk apa gak? Apakah anak-anak bisa terurus dengan neneknya?
Dan bla..bla..bla
Setelah
perdebatan yang panjang, akhirnya kami selesai melakukan wawancara tanpa tahu hasil perdebatan mereka
itu apa. Jadi, ya pasrah aja, antara ragu dan yakin jadi satu. Sebenarnya saya sudah
mantap untuk melanjutkan kuliah lagi ke Rusia. Karena sebelumnya, kami telah mengikuti event international scholarship di Jakarta dan
bertemu dengan salah satu international
officer dari salah satu kampus
di Rusia.
Tapi, Ya sudah keputusannya kami serahkan kembali pada hasil wawancara dan tentunya kepada Allah SWT…
Selama masa
menunggu pengumuman itu masih banyak hal yang harus kami urus. Tidak sedikit kami
merasakan kegalauan bahkan sering tidak fokus dalam bekerja sampai hasil
pengumuman itu kami terima.
Oh iya, untuk lulus menjadi kandidat S3 pun suami saya diberikan syarat agar
dia segera menghubungi profesor di Rusia yang mau membimbing penelitiannya. Dan
itu menjadi cerita sendiri dari perjuangan beasiswa ini.
Pengumuman resmi hasil
wawancara pun diumumkan sebulan kemudian. Setelah mundur 2 minggu dari tanggal yang
diberitahukan kepada pelamar beasiswa.
Masalah tidak disitu
saja, setelah pengumuman tersebut masih banyak hal yang harus kami lakukan. Dan
masih banyak tantangan dari beasiswa ini yang mesti saya lalui, yaitu dari
kantor, orang tua, anak-anak dan suami saya sendiri.
lengkapnya disini
0 komentar