Sungguh... ini yang terjadi pada diri saya hingga pertengahan bulan Ramadhan di Rusia. Bagaimana tidak? saya harus berpuasa selama 18-19 jam dari sekitar pukul 02.00 hingga pukul 21.00. padahal biasanya, saya selalu memulai puasa dari pukul 4.30 hingga pukul 18.00 di Indonesia. Pertama-tama hal ini tidak terlalu berpengaruh. Dari salat magrib hingga subuh saya tidak tidur karena waktu yang terlalu singkat. Di hari pertama puasa ramadhan, Magrib dimulai pukul 8.30 dan sahur pukul 2.00 waktu Moscow. Dan diantara magrib dan subuh, saya pun menunaikan salat isya dan tarawih, sehingga jikalau pun tidur setelah tarawih biasanya akan tidur hingga pagi dan melewatkan waktu sahur.
Di awal puasa, selama 4 hari pertama, saya juga merasakan sakit perut yang tidak nyaman. Seperti gejala maag, ulu hati sesak. Saya pun memutar otak, apakah ada yang salah dengan menu berbuka saya. Hingga saya pun mengatur menu makan sehat selama puasa. Saat berbuka saya mulai dengan kurma kemudian air putih, buah dan sayur atau salad. Kemudian baru makan besar yaitu nasi, lauk pauk dan lainnya. Namun, masalah tidak disitu saja, ketika sahur tiba, saya pun masih cukup merasa kenyang, namun saya paksakan untuk makan, tidak jarang saya ketiduran setelah sahur atau salat subuh. Padahal kondisi perut masih full dengan makanan yang baru saja masuk. Mungkin ini yang mengakibatkan perut saya sakit.
Lama berselang, perut saya mulai terbiasa. Masalah lain muncul. Ramadhan kali ini cukup menguras energi saya. Tidak jarang saya merasa pusing dan tidak bisa berpikir saat belajar di kampus. Mungkin karena kelas pagi dan saya kurang tidur. Saya juga sering ketiduran di kelas saat jam istirahat. Bahkan pernah 2x saya tidak masuk kelas karena pusing.
Cukup berat rasanya untuk tidak tidur di malam hari. Oleh karena itu saya pun sering ketiduran di malam hari dan melewatkan waktu sahur. Mungkin karena terlalu lelah beraktifitas di siang hari dan memang kurang tidur. Saya juga sering jalan-jalan bersama suami menghabiskan waktu sore hingga berbuka bersama. Mungkin ini juga faktor kelelahan saya. Kami memang suka jalan-jalan walaupun memang sekedar jalan kaki di taman. Menurut saya, jalan kaki itu sehat dan bagus juga selama puasa untuk sedikit berolahraga. Namun semakin lama, saya semakin tidak punya tenaga untuk berolahraga.
Mental pun terkena imbasnya. Saya sering badmood dan juga tidak konsen dalam beribadah. Terkadang saya pun tidak malu untuk mengatakan saya lelah dan tidak fokus belajar karena saya berpuasa kepada teman-teman kuliah saya. Saya mohon ampun kepada Allah SWT. Inginnya memperbanyak ibadah malah jadinya lelah dan selalu tidur ketika ada waktu untuk tidur. Saya pun memuntahkan kekesalan saya dengan sering mengeluh dan bertanya kepada Allah, kenapa ya Allah? kenapa saya ditakdirkan untuk tinggal di negara yang seperti ini, kenapa perubahan waktu disini cukup drastis dan tidak pernah sama. Terkadang musim semi terasa seperti musim dingin atau bahkan seperti musim panas terkadang turun hujan dan angin kencang. Saat masuk musim panas, masih terasa seperti musim semi. Tidak jarang mahasiswa muslim dari negara-negara islam lainnya juga mengeluh tentang hal ini. Betapa beratnya puasa di negara beruang merah ini dengan waktu yang cukup panjang.
Waktu yang berubah-ubah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mood saya. Saya merasa, betapa beruntungnya tinggal di Indonesia dengan waktu yang relatif normal dan tidak banyak perubahan. Betapa beruntungnya muslim di Indonesia dan betapa ruginya jika meninggalkan waktu-waktu mustajab ini. Saya pun pernah mencoba untuk melakukan itikaf di KBRI Moscow yang diadakan setiap malam sabtu dengan tujuan untuk fokus beribadah dan menambah bacaan Al-Quran saya. Tapi memang waktu yang cukup singkat, tarawih selesai pukul 12 malam dan saya hanya bisa menyelesaikan al-quran sebanyak 1 juz kemudian dijadwalkan tidur setengah jam untuk mendapat waktu tahajud tapi apa daya setelah bangun tidur tidak cukup waktu untuk tahajud dan langsung sahur. Setelah itu, kami melaksanakan salat subuh bersama dan kemudian kemballi tidur hingga pagi tiba sembari menunggu transportasi umum kembali beroperasi. Di pagi hari kami melaksanakan salat duha bersama. setelah itu pulang ke asrama, beres-beres sebentar dan tidur kembali hingga sore, seakan balas dendam karena tidak terlalu banyak tidur saat itikaf atau memang lelah, entahlah.
Dan saat ini, saya mencoba metode baru yaitu tidur di sore hari sebelum asar. Saya tidak terbiasa tidur di sore hari tapi saya coba agar malam hari tidak mengantuk. Dan berhasil, malam hari-nya pun saya benar-benar tidak mengantuk. mungkin saya hanya perlu di asrama saja dan tidak terlalu banyak berjalan-jalan saat ramadhan. Masih ada kesempatan di 10 hari terakhir. Semoga fisik dan mental saya dipulihkan kembali oleh Allah dan saya bisa mencoba fokus untuk bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya. Yang harus disadari adalah apa yang Allah inginkan dari ujian ini. Ada apa di balik ujian ini.
Ujian berikutnya, yang tidak kalah sulit adalah, 10 hari lagi saya akan menghadapi ujian untuk menentukan kelulusan saya menempuh perkuliahan bahasa rusia. Bagaimana cara saya bisa mengatur waktu ini? bagaimana saya tetap bisa fokus belajar saat puasa? saya berharap saya tetap berpikir positif dan membuat manajemen waktu yang benar untuk ini.
Bismillah,,, Saya mohon ampun kepada Allah Swt atas kelemahan diri ini. Semoga Allah ampuni saya dan mampukan saya untuk melewati bulan Ramadhan ini hingga hari kemenangan tiba.
catatan seorang muslimah
- Moscow, 2 Juni 2018 -
0 komentar